Foto: Jalan negeri laturake kecamatan taniwel kabupaten Seram Bagian Barat
RADAR POS, AMBON - Masyarakat Negeri Laturake kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat, mendesak Kejati Maluku segera memeriksa raja negeri Laturake, Thomas Andre Mawena.

Pasalnya Thomas Andre Mawene selaku raja negeri Laturake, tidak transparan dalam mengelola dana desa dan alokasi dana desa (DD ADD) negeri Laturake. Bahkan Mawene diduga menggunakan sebagian DD dan ADD tersebut untuk kepentingan pribadinya.

Desakan tersebut disampaikan perwakilan warga negeri Laturake, Anthon Makulessy kepada Media ini Senin (15/04/2019).

Dijelaskan Makulessy, masyarakat negeri Laturake dibikin resah akibat ulah Mawene yang diduga menggunakan DD dan ADD seenaknya saja.

“Ambil misal pembangunan MCK yang didanai dengan DD dan ADD tahun 2018 senilai Rp. 44 juta lebih, hingga sekarang tidak pernah rampung. Bahkan belakangan diketahui sebagaian material berupa semen raib dari tempat penampungannya, ” jelas Makulessy.

Proyek lainnya yang menggunakan DD dan ADD Laturake namun pekerjaannya tidak rampung adalah proyek pembuatan jalan tani, proyek pembangunan sarana internet, dan proyek lampu jalan.

“Kami menduga ratusan juta rupiah dana DD dan ADD di negeri Laturake telah disalah gunakan oleh raja negeri Laturake. Tagal itu kami mendesak Kajati Maluku guna memproses kasus ini sesuai hukum yang berlaku, ” tegas Makulessy.

Sementara itu dari temuan langsung di negeri Laturake, ditemukan fakta bahwa penggunaan DD dan ADD di negeri tersebut memang tidak jelas. Ambil misal proyek jalan tani, proyek ini menggunakan dana DD dan ADD tahun 2018 sebesar Rp.277.200.000, guna membangun jalan tani sepanjang 3 kilo meter. Namun pada kenyataannya jalan tersebut hanya dikerjakan sepanjang kurang lebih 150 meter.

Selanjutnya adalah proyek pembangunan jalan desa yang menggunakan DD dan ADD tahun 2018 dengan dana sebesar Rp. 487 juta lebih, diduga kuat fiktif. Pasalnya beberapa warga kepada media ini mengakui, proyek tersebut tidak pernah ada. Sama halnya dengan proyek pembangunan sarana internet desa tahun 2018 sebesar Rp.31 juta lebih. Hingga kini proyek tersebut tidak pernah rampung.

Begitu juga dengan proyek pembangunan lampu jalan tahun 2018 yang memakan dana sebesar Rp.90 juta. Hingga berakhirnya tahun anggaran 2018 ini, tidak ada satupun lampu yang terpasang. Proyek pengadaan 4 unit mesin genset juga setali tiga uang dengan proyek lainnya. Hingga kini mesin tersebut tidak pernah ada. Mawene sendiri kepada media ini pernah mengakui bahwa mesin mesin genset tersebut masih berada di toko.

Thomas Andre Mawene sendiri selaku raja negeri Laturake tidak berhasil ditemui media ini ketika menyambangi negeri Laturake. mendatangi kantor negeri Laturake, menemukan tidak ada aktivitas apapun pada kantor tersebut. Namun ketika media ini tengah mewawancari warga desa, tiba tiba sekretaris negeri Laturake, Septy Tibaly dan ketua pemudanya, Marthen Maketake datang dan menanyakan perihal kedatangan ke Laturake. Dan setelah dijelaskan bahwa kedatangan Media ini ke Laturake atas undangan beberapa anggota masyarakat negeri Laturake, guna melihat langsung penggunaan DD dan ADD di negeri tersebut, sekretaris desa dan ketua pemuda tidak bisa berkomentar apa apa.

Sekedar untuk diketahui, pada tahun 2017 negeri Laturake menerima DD sebesar Rp. 777.170.000 dan Alokasi Dana Desa sebesar Rp. 554.989.573.00. Dengan demikian total DD dan ADD tahun 2017 yang diterima negeri Laturake sebesar Rp.3 miliard lebih. Sedangkan untuk tahun 2018, negeri Laturake total menerima DD dan ADD sebesar Rp. 3 miliard, dengan rincian, DD sebesar RP. 744.061.000 dan ADD sebesar RP. 561.128.285.00.

0 Comments:

Posting Komentar

 
Radar Pos © 2015. All Rights Reserved.
Top