Hal ini memacu keinginan Danrem 151/Binaiya, Brigadir Jenderal TNI Arnold A. P. Ritiauw, untuk membangun negeri tercinta, sehingga bisa keluar dari ketertinggalan saat ini.
Yang pastinya apa yang bisa akan saya
untuk membangun negeri tercinta ini, dalam sambutannya saat tatap muka bersama wartawan di Aula Makorem, Kamis (11/02/2021), seiring dengan perayaan Hari Pers Nasional (HPN).
Melihat kondisi Maluku saat ini, dirinya mengungkapkan sangat sedih, terlihat dalam kunjungannya di Suku Mausu Ane Januari lalu.
''75 tahun merdeka masih ada yang tidak tahu cara mandi, baca tulis, jadi sedih. Januari, saya ke Suku Mausu Ane yang primitif, untuk meresmikan sekolah. Ada tiga ruangan, kemudian akan di bangun ruang Guru, WC, sekarang dalam proses penyiapan kursi dan meja,'' katanya.
Dikatakan, pembangunan sekolah dilakukan agar masyarakat Maluku berkualitas.
''Di Jawa kalau bilang orang Ambon, melekat dengan Depkoleptor, preman, ini harus dirubah dengan membangun orang yang berkualitas. Makanya sumber daya manusia menjadi hal penting bagi saya, agar Maluku bisa cepat maju,'' ucapnya.
Hal yang perlu dilakukan lainnya, yaitu pembangunan jembatan gantung ketiga di Kilmury.
"Saya sudah sampai di sana saya sudah lihat. Apapun yang bisa dilaksanakan kami laksanakan,'' ujarnya.
Ia mengakui, selama ini sudah membangun 3 Gereja, 2 Masjid, dan 1 Pura.
''Apa saya lakukan merupakan usaha sendiri, paling penting bukan sekedar berdasarkan agama, tetap dari hati yang tulus. Ada banyak orang kaya di Maluku tetapi orang yang luar membantu, semua berasal dari kawan-kawan yang peduli melihat kita di Maluku,'' tuturnya.
Lulusan Akmil 1991 ini mengutarakan, untuk membangun Maluku tidaklah gampang, karena memiliki tantangan lebih berat jika dibandingkan Papua, karena Maluku merupakan daerah berciri kepulauan, untuk itu perlu kerja nyata.
Karena itu, apapun akan saya lakukan untuk membangun negeri tercinta,'' pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, dirinya berharap kepada wartawan bisa menjadi penyalur aspirasi masyarakat, dan selalu bersinergi dengan Korem soal pemberitaan.
''Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini bisa dilakukan setiap saat, sehingga bakudapa terus,'' ungkapnya.
Ia mengakui, wartawan memiliki pena yang lebih tajam dari peluru, kalau satu orang, tapi satu pena bisa membunuh ribuan.
''Karena itu dengan profesi ini, wartawan dapat menggunakannya dengan sebaik mungkin, guna pembangunan negeri ini,'' pintanya. (**)
0 Comments:
Posting Komentar