Natalia Mahudin
Perdagangan adalah jiwa negeri, Tuan. Biar negeri tandus, kering-kerontang seperti Arabia, kalau perdagangan berkembang subur, bangsanya bisa makmur juga. Biar negeri Tuan subur, kalau perdagangannya kembang-kempis, semua ikut kembang-kempis, bangsanya tetap miskin. Negeri-negeri kecil menjadi besar karena perdagangannya dan negeri besar menjadi kecil karena menciut perdagangannya'. (Pramoedya Anata Toer).

Pandangan Pramoedya sebagai seorang penulis produktif dalam sejarah sastra Indonesia yang legendaris ini seakan ingin menegaskan bahwa perdagangan merupakan pintu masuknya bertumbuh dan berkembangnya suatu negara ataupun wilayah.

Seperti negara Arabia merupakan negara yang mampu membawa negaranya dalam kemakmuran meskipun dengan wilayah yang tandus dan kering pada daerah gurun tetapi Arabia dapat menggerakan pertumbuhan negaranya melalui perdagangan, peternakan, pertanian.

Begitu juga di Indonesia, kita dapat melihat Batam merupakan salah satu gambaran wilayah kawasan perdagangan yang mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi wilayahnya ataupun pertumbuhan ekonomi nasional.

Kota Batam memiliki potensi aktual sehingga sistem ekonominya memberikan contoh bagaimana posisi geo strategis yang dikombinasikan dengan penerapan kebijakan pembangunan makro-mikro ekonomi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sisi. Tidak hanya dari aspek perdagangan yang menjadi “leading economy”, pendekatan konektivitas juga memperkuat batam walaupun semenjak awal 2017 ekonomi batam melemah karena situasi ekonomi global dan faktor pengaruh lainnnya.

Perdagangan merupakan salah satu faktor yang membuat Maluku tetap dalam deretan utama provinsi termiskin di Indonesia meskipun mempunyai sumber daya alamnya yang kaya.

Maluku memiliki sumber daya alam yang kaya tetapi belum mampu menggerakan sistem perdagangannya dengan potensial yang dapat meningkatkan pendapatan daerah serta memperbaiki sistem perekonomiannya sehingga jangan heran jika masyarakat Maluku masih hidup dalam angka kemiskinan dan ketertinggalan sampai saat ini.

Semenjak abad 15 Maluku dengan perdagangan rempahnya merupakan kemewahan yang tercatat sebagai the maritime spice trade potensial yang tidak dilupakan dunia sebagai pusat rempah-rempah justru harus lebih produktif di era kemajuan modernisasi saat ini.

Maluku sebagai provinsi kepulauan dengan potensi sumber daya perikanan yang kaya terbukti dengan 1,64 juta ton per tahun yang memberikan kontribusi sebesar 26,3 persen potensi perikanan nasional.

Disamping itu, potensi sumber energi terbarukan seperti angin, uap, surya dan panas bumi masih belum tersentuh teknologi untuk pemanfaatan lebih lanjut, terdapat banyak lahan sawah dan irigasi yang belum dimanfaatkan, potensi komoditas unggul berbasis sumber daya lokal telah tersedia menjadi satu dalam bingkai Maluku sebagai poros maritim Indonesia karena aspek geo strategis merupakan jalur penting lalu lintas perdagangan internasional, tetapi nyatanya sampai saat ini Maluku masih menyumbang PDRB yang rendah dalam pembentukan PDB Nasional dan masih menyandang predikat daerah tertinggal.

Potensi sumber daya alam Maluku yang besar semestinya berdampak pada kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi daerah yang berkesinambungan. Maluku perlu dirangsang dengan inisiatif-inisiatif kegiatan ekonomi industri kreatif melalui penciptaan kesempatan kerja, perluasan pasar dengan membangun pola kemitraan yang tersistematis.

Selama ini kita selalu berevaluasi dan menyalahkan pihak lain dalam ketertinggalan atas potensi sumber daya kita yang besar tanpa strategi yang berkesinambungan melihat potensi pasar. Lebih sederhananya kita kehilangan daya kreatif meningkatkan nilai jual produk potensial dalam dan kemajuan teknologi saat ini.

Maluku secara keseluruhan memiliki potensi untuk diberdayakan melalui pengelolaan industri yang dapat memberikan kontribusi pada percepatan perubahan pembangunan ekonomi. Minimnya stimulus modal dalam aktivitas pengembangan industri rumahan masyarakat, dapat menyebabkan kegiatan ekonomi di suatu provinsi menjadi lumpuh, selanjutnya dapat menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi rendah.

Kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang ditingkatkan berkesinambungan dengan pemerintah pusat harus menjadi fokus pemerintah Maluku. Belanja pemerintah cenderung memperbesar komposisi anggaran postur belanja yang tidak produktif pada tubuh birokrat tanpa melihat sisi potensialnya pembangunan industri-industri baru yang harus menjadi evaluasi dalam penyerapan anggaran.

Upaya memperluas pasar untuk produk-produk regional seharusnya dapat menjadi perhatian pemerintah Maluku, peningkatan ekonomi masyarakat, harus dilakukan dalam berbagai program agar dapat meningkatkan pendapatan dan juga bekal bagi masyarakat mencapai kehidupan yang layak.

Masyarakat daerah akan semakin sulit dalam mengembangkan pengelolaan sektor non primer jika minimnya inovatif dari pemerintah dalam hal pembangunan bagi penciptaan rantai ekonomi yang sehat, kurangnya rangsangan pemerintah menumbuhkan industri perdagangan harusnya disadari mengapa sumber daya potensial belum memperoleh nilai tambah dengan harga jual yang tinggi.

Fokus Pemerintah Pusat di era pemerintah Jokowi untuk pembangunan kawasan Indonesia Timur dengan adanya dua program yaitu tol laut dan udara merupakan langkah strategis pendekatan konektivitas yang dapat disinergikan dengan sektor transportasi guna memperkuat sektor perdagangan dan menjadi peluang bagi maluku dalam mengembangkan sumber daya alamnya kedepan.

Perhatian pemerintah pusat ini dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah daerah menciptakan dan menumbuhkan rantai ekonomi dengan strategi perluasan pasar pengelolaan sumber daya alamnya. Karena dapat disimpulkan bahwa yang menjadi alasan dan kendala dalam mengelola potensi sumber daya alam di Maluku hal mendasarnya dikarenakan permasalahan infrastruktur dan konektivitas tidak memadai.

Mulailah untuk mengelola apa yang menjadi hak atas kekayaan alam sendiri dengan merangsang pengelolaan komoditas dari berbagai keunggulan, pemanfaatan teknologi yang inovatif atas hasil-hasil laut, pertanian, dll. membuka jaringan pasar terbuka untuk penyaluran hasil pengelolaan melalui konektivitas geo startegi sehingga memperoleh nilai jual yang tinggi dan dilirik oleh pasar.

Maluku turut mengambil bagian besar dalam perjuangan bangsa Indonesia yang bersama-sama mencapai usia 72 Tahun tetapi negara belum mampu membayar apa yang seharusnya menjadi hak masyarakat Maluku atas kekayaan alamnya.

Blok Masela kedepan bukan suatu kebanggaan yang hanya diteriakan pada ruang-ruang publik sembari mencari keuntungan kelompok elit politik tertentu tetapi bayaran atas 72 tahun masyarakat maluku yang hidup dalam kemiskinan dan ketertinggalan.

Usia 72 tahun pemerintah daerah harus lebih matang, mandiri dan progresif, inisiatif-inisiatif yang inovatif dalam pengelolaan sumber daya alam dapat meningkatkan neraca perdagangan dan membawa taraf hidup masyarakat Maluku semakin lebih baik kedepan.

Perdagangan adalah Jiwa Negeri mu Maluku, mutiara yang dulu di cari bangsa-bangsa besar untuk berdagang. Kekayaan adalah hak mu, pengelolaan menjadi tanggungjawab mu, maju dan beradab adalah upah mu.

'Selamat hari mengulang sejarah 72 tahun lalu Maluku Tanah Pusaka'

(Oleh: Natalia Mahudin)

Penulis Adalah Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon

0 Comments:

Posting Komentar

 
Radar Pos © 2015. All Rights Reserved.
Top