Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Ir. Diana Padang,M.Si
RADAR POS, AMBON - Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan dengan luas daratan hanya 7,6 persen pada 1.340 buah pulau, sehingga upaya membangun sektor pertanian khususnya Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan membutuhkan strategi khusus.

Strategi yang tepat adalah melalui pendekatan Gugus Pulau yaitu mempertimbangkan kesamaan dalam kondisi bio fisik lahan, sosial budaya dan orientasi pembangunan masing-masing gugus.

Pendekatan untuk masing-masing gugus pulau memiliki spesifikasi khusus sehingga perlu untuk disikapi bersama,” kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Ir. Diana Padang, M.Si di Ambon, Kamis (07/03/2019).

Menurut Padang, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku tahun 2014-2019, beberapa capaian yang diperoleh dalam sektor Pertanian adalah : target RPJMD 2014-2019 untuk produksi pangan strategis beras, Maluku harus swasembada pada tahun 2019.

Hal ini rasakan penting karena 53 persen belanja bulanan untuk makanan dari seluruh Rumah Tangga di Maluku hanya untuk membeli beras. Tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan bahan makanan lainnya seperti ikan 41 persen, sayuran 26 persen, umbian 14 persen, dan pada sisi lain penyebab kemiskinan di kota dan desa dari golongan makanan 27,3 persen oleh komoditas beras.

“Dengan kerja keras semua pihak, produksi pangan strategis beras pada tahun 2014 sampai 2018 mengalami peningkatan sebesar 25,8 persen. Kenaikan terbesar pada tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang fluktuatif bahkan menunjukan penurunan,” ucapnya.

Dikatakan, tahun 2015 terjadi peningkatan produksi yang cukup signifikan dari tahun 2016 dan 2017. Hal ini didorong oleh adanya bantuan dari Pempus yaitu Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale) secara penuh berupa pupuk dan benih termasuk biaya olah tanah. Akibatnya, terjadi peningkatan produktivitas yang mencapai 5,6 Ton/Ha.

Sedangkan tahun 2016 terjadi penurunan produksi karena tidak ada bantuan pupuk dan biaya olah tanah. Hanya ada bantuan benih, bahkan petani cenderung tidak mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk.

“Padahal hasil penelitian menunjukkan bahwa, sifat tanah di sentra produksi padi sawah di Pulau Seram dan Buru memiliki Kapasitas Tukar Kation yang rendah, sehingga perlu pemupukan yang berimbang,” katanya.

Produksi beras tahun 2018 diproyeksikan hanya memenuhi 58,18 persen atau 77,590 ton, dari seluruh kebutuhan beras yang mencapai 133.363 ton.

0 Comments:

Posting Komentar

 
Radar Pos © 2015. All Rights Reserved.
Top