Ilustrasi
RADAR POS, AMBON - Gubernur Maluku Murad Ismail berencana membangun Rumah Sakit (RS) Bunda yang khusus melakukan pelayanan kesehatan ibu dan perawatan anak, guna menekan risiko kematian ibu hamil pasca melahirkan.

"Saya dan teman di Jakarta sudah berniat, kita tinggal dapat lahan saja. Saya akan membangun RS Bunda, RS khusus ibu dan anak," kata Gubernur Murad di Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2019 di Baileo Siwalima Ambon, Selasa (09/07/2019).

Menurut Gubernur Murad, dirinya telah banyak berdiskusi dengan beberapa dokter kandungan, baik di Jakarta maupun di Ambon, mengenai tingkat kematian ibu hamil dan bayi di Maluku saat dilahirkan, persentasenya mencapai 70 persen.

Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan ibu-ibu hamil terkait perawatan kesehatan yang baik, asupan gizi yang cukup semasa mengandung, termasuk penanganan kelahiran bayi yang masih dilakukan secara tradisional.

Karena itu, adanya RS Bunda dinilai akan bisa menekan tingginya prevalensi kematian ibu melahirkan dan bayi.

"Kalau tidak ibu pasti anak, karena semua ibu hamil yang datang ke dokter tidak pernah diberitahukan masalah gizi anak semenjak dia berusia dari dalam kandungan sampai ke luar dari rahim," ucapnya.

Pembangunan RS Bunda, kata Gubernur Murad, sejalan dengan visi dan misi dalam memimpin Maluku, yakni memajukan pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan.

Ia ingin ke depannya, masyarakat tidak lagi menggunakan cara-cara yang berisiko tinggi dalam penanganan proses kelahiran bayi, yang mana masih terjadi di beberapa daerah di Maluku.

Ia mencontohkan proses memotong tali pusat penghubung antara ibu dan bayi di kawasan Jazirah Leihitu hingga ke Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah yang menggunakan bilah bambu.

"Yang paling parah di Jazirah Leihitu sampai di Haruku potong pusat pakai bambu, dan tidak pernah ada dokter kandungan. Itulah yang menjadi perhatian saya bagaimana kita bisa melihat ibu-ibu kita yang melahirkan, anak-anak kita yang lahir untuk mendapatkan sumber daya manusia yang baik," ujar Gubernur Murad.

Penanganan kesehatan ibu dan anak sepertinya memang menjadi salah satu fokus pemerintahan Gubernur Murad Ismail.

Beberapa waktu sebelumnya, Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Maluku Widya Pratiwi yang juga adalah istri dari Gubernur Murad, dilantik sebagai Duta Parenting Maluku oleh Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Ditjen Keselamatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kartini Rustadi.

Dengan menjadi duta parenting, Widya Pratiwi bersama kader-kader PKK akan mengadvokasi pencegahan stunting di Maluku, guna menurunkan prevalensi yang mencapai 34,1 persen per jumlah kelahiran, lebih tinggi dari prevalensi rata-rata nasional sebesar 30,8 persen.

Stunting sendiri adalah istilah yang merujuk pada gangguan pertumbuhan tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan usianya atau mengalami kekerdilan tubuh. Gangguan tersebut berkaitan dengan asupan gizi dan berbagai faktor lainnya, termasuk perilaku dan lingkungan, salah satunya adalah pola asuh.

Tidak hanya di Indonesia, penanganan stunting juga menjadi isu global, terutama di negara-negara berkembang, karena stunting juga berdampak pada pembentukan otak dan tingkat kecerdasan berpikir anak.

0 Comments:

Posting Komentar

 
Radar Pos © 2015. All Rights Reserved.
Top