RADAR POS, TNS - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Komisi X dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) Perjuangan, Mercy Chriesty Barends, menggelar kegiatan Semarak Budaya di Kecamatan Teon Nila Serua (TNS), Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dalam rangka masa resesnya pada, Jumat (26/09/2025). Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen Mercy untuk menggali, menghidupkan kembali, dan memperkuat nilai-nilai budaya lokal di Provinsi Maluku yang mulai terkikis oleh derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi.
Dalam sambutannya, Mercy menegaskan bahwa budaya merupakan akar identitas masyarakat yang harus dijaga dan diwariskan lintas generasi. Ia menyampaikan keprihatinan terhadap generasi muda yang semakin jauh dari akar budaya, termasuk bahasa daerah dan adat istiadat setempat.
"Hari ini, banyak anak-anak muda sudah tidak tahu bahasa daerah, tidak paham adat. Kalau generasi tua berpulang, siapa yang akan meneruskan? Inilah yang saya maksud sebagai distorsi nilai budaya. Kita harus hentikan itu," tegasnya.
Sebagai anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan dan kebudayaan, Mercy memulai masa resesnya dengan menyentuh langsung disektor budaya. Menurutnya, Maluku memiliki warisan nilai dan identitas yang sangat hakiki, yang justru bisa menjadi kekuatan ditengah tantangan zaman.
Ia juga menyinggung persoalan konflik sosial yang masih kerap terjadi dibeberapa wilayah di Provinsi Maluku, yang menurutnya sangat ironis.
"Kadang hanya karena soal batas tanah satu meter, orang bisa baku parang, baku bunuh, bahkan rumah terbakar. Padahal kita punya budaya hidup orang basudara yang diwariskan leluhur. Itu seharusnya menjadi akar persatuan, bukan sebaliknya," ujar Mercy.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara adat dan agama. Menurutnya, keduanya adalah dua pilar penting yang menopang spiritualitas dan jati diri masyarakat.
"Budaya adalah pintu kultural kita, dan agama adalah pintu spiritualitas kita. Kalau budaya rusak, pintu spiritual pun ikut rapuh. Padahal Tuhan mengajarkan kita untuk mengasihi sesama, dan budaya menyediakan sistem yang membuat kasih itu nyata dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.
Mercy mengajak seluruh masyarakat TNS dan Provinsi Maluku secara umum untuk menjadikan momentum Semarak Budaya ini sebagai ruang refleksi bersama tentang pentingnya pelestarian nilai-nilai luhur. Ia menegaskan bahwa budaya bukan sekadar simbol, melainkan identitas yang harus diwariskan 50, 100, bahkan 200 tahun kedepan.
"Generasi di Maluku harus menjadi generasi yang berdaya saing, inovatif, tapi tetap berakar kuat pada adat dan agama. Itulah kekuatan kita," pungkasnya.
Kegiatan Semarak Budaya ini disambut antusias oleh masyarakat setempat dan menjadi ruang dialog yang hangat antara wakil rakyat dan komunitas budaya di TNS. (RP-01)
0 Comments:
Posting Komentar