RADAR POS, MASOHI - Ratusan warga memadati area dalam Benteng Duurstede, Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), dalam Festival Benteng Duurstede 2025 pada, Rabu (10/12/2025). Selama Enam jam, dari pukul 16.00 WIT hingga 22.00 WIT, benteng peninggalan abad ke-17 itu berubah dari monumen sejarah menjadi ruang publik yang hidup dan penuh ekspresi budaya.
Di tahun ini, festival dengan mengusung Tema: "Cagar Budaya dan Ruang Ekspresi: Merawat Tradisi, Menjaga Budaya". Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malteng menghadirkan festival Benteng Duurstede. Festival ini sebagai bukti komitmen negara dalam merawat peradaban dan menghidupkan kembali situs-situs bersejarah.
Hal tersebut dikatakan, Kepala BPK Wilayah XX, D. Wiranto, S.S, M.Hum menegaskan, bahwa festival ini bukan sekadar agenda seremonial.
"Kami ingin Benteng Duurstede menjadi pusat kegiatan kebudayaan tahunan. Bukan hanya tempat foto, tetapi ruang hidup masyarakat," kata Wiranto.
Dirinya, juga menekankan pentingnya ekosistem pelestarian budaya yang melibatkan masyarakat. Tahun ini, sebanyak 13 sanggar seni dari Pulau-pulau Lease ikut tampil sebagai bentuk partisipasi aktif komunitas lokal.
Festival dibuka oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dr. Restu Gunawan, M.Hum. Dalam arahannya, ia menyebut Saparua sebagai "Pulau Kemenangan" yang menyimpan memori penting perjuangan Pahlawan Pattimura.
"Benteng yang telah dipugar jangan dibiarkan kembali menjadi monumen mati. Kita perlu ubah paradigma, situs sejarah harus menjadi ruang edukasi," tegas Gunawan.
Lanjut ia, meminta BPK Wilayah XX bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malteng mengembangkan Outing Class berbasis situs, agar siswa dapat belajar sejarah, kimia material, hingga seni budaya secara langsung dilokasi.
Ditempat yang sama, Bupati Malteng, Zulkarnain Awat Amir, SP, M.AP menyambut baik gagasan tersebut. "Kami berkomitmen menjaga warisan dunia ini bersama BPK Wilayah XX," ucap Zulkarnain AA.
Menyikapi antusias masyarakat Kepala Sub Bagian (Kasubag) Umum BPK Wilayah XX, Stenli Loupatty, S.Pd kepada Media mengatakan, bahwa antusiasme masyarakat menjadi energi positif bagi BPK.
"Kami berharap, kolaborasi dengan Pemkab Malteng, Kecamatan, Polsek, dan Koramil Saparua bisa berlanjut dalam acara yang lebih besar kedepan," ujar Loupatty.
Dirinya, menambahkan bahwa Benteng Duurstede harus hidup dan menjadi kebanggaan masyarakat Saparua dan Provinsi Maluku. Menjelang sesi hiburan, panitia memutar filem dokumenter pendek mengenai proses pemugaran Benteng Duurstede.
Langkah ini dilakukan untuk menegaskan, bahwa pemugaran dilakukan demi menyelamatkan struktur benteng sekaligus menghadirkan ruang publik yang aman dan bermartabat. Penyerahan Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) & Pesta Rakyat. Festival ini juga menjadi momentum penyerahan sertifikat HKI untuk Gula Merah Saparua, Baileo, dan Upacara Obor Pattimura oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Provinsi Maluku, Dr. Syaiful Sahri, M.M.
Menjelang malam, suasana benteng berubah menjadi pesta rakyat. Sanggar seni dari Saparua, Nusalaut, dan Haruku tampil memukau. Penampilan musisi lokal Tesya dan Lexy menghangatkan panggung, sebelum ditutup oleh aksi bintang tamu Chaken Supusepa yang berhasil membuat ratusan warga bernyanyi. (MRP)
0 Comments:
Posting Komentar