RADAR POS, TUAL - Evaluasi Pendidikan adalah salah satu Komponen Utama yang tidak terpisahkan dengan Komponen Pendidikan. Namun, tidak semua bentuk Evaluasi dapat dipakai untuk Mengukur Pencapaian Tujuan Pendidikan yang telah ditentukan.

Keberhasilan Pendidikan akan dapat dilihat 
apabila Alat Ukur Evaluasi yang digunakan sesuai dan dapat Mengukur setiap tujuan.

Diperlukan Alat Ukur yang Relevan agar hasil Pengukuran tepat. Karena jika tidak hasilnya bisa tidak tepat bahkan salah sama sekali.

Evaluasi Pendidikan juga Merupakan Ranah Teknologi Pendidikan. 4 Ranah ini tentu tidak 
terpisahkan dengan Ranah lain yaitu Desain (Design), Pengembangan (Development), Penggunaan (Utilization) dan Pengelolaan (Management).

Oleh karena itu, dalam menentukan sebuah 
Mekanisme Evaluasi atau Alat Ukur diperlukan Ahli dalam melihat Ranah yang lain sehingga dapat dihasilkan Hasil Belajar atau Potret "Nilai" Peserta Belajar secara Komprehensif.

Seperti yang tertera dalam Pasal 57 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang berbunyi sebagai berikut:

Evaluasi dilakukan dalam Rangka Pengendalian Mutu Pendidikan secara Nasional sebagai bentuk Akuntabilitas Penyelenggara Pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Evaluasi dilakukan terhadap Peserta Didik, Lembaga, dan Program Pendidikan pada Jalur Formal dan Nonformal untuk semua Jenjang, Satuan, dan Jenis Pendidikan.

Oleh karena itu, setiap langkah Evaluasi hendaknya didasarkan pada Prinsip untuk Mencapai sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, dengan demikian, setiap Evaluasi adalah upaya untuk mencapai Kualitas Pendidikan yang lebih baik.

Hasil Evaluasi merupakan Indikator Keberhasilan terhadap Pembelajaran, Pengajar, dan Peserta Didiknya. ini tidak terlepas dari Perhatian Pemerintah khususnya Kemendikbud.

Mendikbud, Nadiem Makarim secara Resmi menghapus Ujian Nasional (UN) dan Mengembalikan Evaluasi Tingkat Akhir kepada masing-masing Satuan Pendidikan.

Penegasan tersebut disampaikan Kepala Sekolah SMA Kristen Tual, Juliana Koedoeboen saat berbincang dengan Media ini pada Hari Kedua pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Kertas, Pensil, Komputer dan Android, Selasa (22/03/2022).

SMA dibawah Naungan Yayasan Dr. JB Sitanala saat ini memiliki Peserta Didik sebanyak 304 Siswa, sementara Kelas XII yang saat ini Mengikuti Ujian Sekolah berbasis  KPKA sebanyak 97 Siswa dan dibagi menjadi 6 Ruangan masing-masing Jurusan IPA Tiga Ruangan dan Jurusan IPS Tiga Ruangan.

"Diakhir Perbincangan Kepala Sekolah yang Ramah ini berharap, agar Masyarakat Tak usah Ragu mengirimkan anak-anaknya untuk Menimba Ilmu di Yayasan Dr. JB Sitanala sebab semua Jenjang Pendidikan baik TK, SD, SMP hingga SMA ada dan sudah Teruji Puluhan Tahun dalam Mencerdaskan Anak Bangsa di Provinsi ini," tutup Koedoeboen. (RPY)

0 Comments:

Posting Komentar

 
Radar Pos © 2015. All Rights Reserved.
Top