RADAR POS, MASOHI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah (Malteng) dibawah kepemimpinan Bupati Zulkarnain Awat Amir, SP, M.AP berhasil mencatatkan terobosan besar dalam sejarah pendidikan daerah. Setelah 80 tahun terisolasi akibat kondisi geografis, puluhan sekolah diwilayah kepulauan dan pegunungan akhirnya terhubung ke jaringan Starlink, internet berbasis satelit berkecepatan tinggi yang membuka akses ke dunia global.
Kolaborasi Pemkab Malteng dengan Kemendikdasmen, Inovasi, dan Seameo Seamolec Wujudkan Pendidikan Bermutu dan Inklusif bagi Anak-Anak di Daerah 3T.
Langkah bersejarah ini mendapat apresiasi langsung dari Mendikdasmen, Abdul Mu'ti serta Ketua Komisi X, DPR-RI, Hetifah Sjaifudian, dalam acara menyapa Anak Negeri diatas Awan yang disiarkan secara virtual di malam puncak HUT kota Masohi ke-68, yang dipusatkan diperantara Lokasi Pameran Budaya dan UMKM kabupaten Malteng pada, Senin (03/11/2025).
Abdul Mu'ti dan Hetifah menilai langkah ini sebagai bukti nyata komitmen pemerintah dalam memeratakan akses pendidikan berkualitas. Langkah ini sekaligus menunjukkan, bahwa keterbatasan geografis tidak seharusnya menghalangi mimpi anak-anak Indonesia untuk menuntut ilmu, serta menjadi wujud nyata visi "Pendidikan Bermutu untuk Semua".
"Ia meminta, anak-anak di Malteng belajar lebih bersemangat karena telah memiliki jaringan Starlink. Ia meminta para pelajar tidak merasa rendah diri dan putus asah meski belajar di daerah terpencil. Pelajar di Malteng harus percaya diri dan optimis karena pendidikan akan membantu mencapai cita-cita, yang tidak hanya dapat mengubah nasib individu, tetapi juga mengubah nasib bangsa dan negara apalagi sekarang sudah ada fasilitas Starlink," kata Abdul.
Lebih lanjut, Menteri Pendidikan mengatakan, bahwa kebijakan Kemendikdasmen berupaya menjangkau dan memberikan layanan pendidikan jarak jauh kepada semua anak. Ia juga mengapresiasi upaya Pemkab Malteng dalam membuka akses pendidikan ke sekolah-sekolah terpencil.
"Menteri menyebutkan menerima video yang menunjukkan komitmen Pemkab Malteng yang terus mengunjungi sekolah-sekolah terpencil, meski harus berjalan kaki melintasi sungai dan hutan," ucap Abdul.
Hetifah mengapresiasi kolaborasi Pemkab Malteng dengan Kemendikdasmen, Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi) kemitraan pendidikan antara Pemerintah Australia dan Indonesia, dan Seameo Seamolec untuk meningkatkan mutu pendidikan diwilayah 3T di Malteng.
Ia juga mengatakan, kolaborasi dibutuhkan untuk memastikan pendidikan mampu menjangkau daerah-daerah yang jauh, termasuk wilayah kepulauan, dengan tantangan sarana, prasarananya, distribusi gurunya, bahkan keterbatasan teknologinya masih sangat besar.
"Digitalisasi dan inovasi menjadi kunci untuk mengatasi keterbatasan akses di daerah 3T. Komisi X ingin terus berperan dalam pemerataan mutu pendidikan. Karena itu, kolaborasi sangat diperlukan," tambah Hetifah.
Tak hanya itu, Ketua Komisi X DPR-RI, Hetifah menyampaikan apresiasi kepada Bupati, Zulkarnain AA yang terus fokus meningkatkan keterampilan literasi. Menurutnya, kemampuan literasi menjadi pintu awal bagi anak-anak untuk menguasai keterampilan dasar.
"Saya bangga dengan langkah kabupaten Malteng yang menjadikan literasi, termasuk literasi digital, sebagai program prioritas daerah. Kami di Komisi X ingin terus bekerjasama dengan para mitra untuk memperkuat infrastruktur teknologi, informasi, komunikasi, dan pendidikan di daerah-daerah terpencil," ujar Hetifah.
Sementara itu, Bupati Malteng, Zulkarnain AA mengatakan, selama delapan (8) dekade, akses pendidikan di Malteng terhambat oleh kondisi alam. Dengan 95% wilayah berupa laut dan pulau-pulau kecil, banyak sekolah di daerah pegunungan dan kepulauan terputus dari koneksi informasi dan teknologi modern, Kepsek dan guru mengalami kesulitan berkoordinasi dengan dinas pendidikan.
"Mereka juga jarang mendapatkan pelatihan untuk peningkatan kompetensi mengajar. Akibatnya, anak-anak terpaksa belajar dalam keterbatasan, tanpa materi pembelajaran yang bermutu dan tanpa kesempatan untuk terhubung dengan dunia luar," ungkap Zulkarnain AA.
Namun, situasi itu mulai berubah. Sebanyak 30 sekolah terpencil, kini telah terhubung dengan jaringan Starlink, internet satelit berkecepatan tinggi, yang membuka akses baru bagi dunia pendidikan di daerah tersebut.
Sambungan ini memberikan manfaat langsung bagi lebih dari 1.500 siswa dan ratusan guru, memungkinkan mereka mengikuti pembelajaran secara digital, pelatihan daring bagi guru, serta melakukan kolaborasi antar sekolah. Akses Starlink ini akhirnya mewujudkan hal-hal yang selama 80 tahun sebelumnya dianggap mustahil.
Transformasi pendidikan di Malteng ditopang oleh dua pilar utama yaitu, teknologi dan penguatan SDM. Melalui dukungan internet satelit dan genset, sekolah yang sebelumnya terisolasi berubah menjadi gerbang ilmu tanpa batas," pungkasnya. (RP-FB)
0 Comments:
Posting Komentar