RADAR POS, AMBON - Kota Ambon kembali menjadi sorotan nasional, kali ini sebagai contoh penguatan nilai-nilai Pancasila melalui dunia pendidikan.
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia (RI) secara resmi meluncurkan Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila dalam kegiatan sosialisasi yang digelar di Hotel Santika Premier pada, Kamis (24/07/2025).
Lebih dari 300 guru dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se-Kota Ambon hadir dalam acara yang sarat semangat kebangsaan ini.
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala BPIP RI, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA, Ph.D dan turut dihadiri oleh Walikota Ambon, Drs. Bodewin M. Wattimena, M.Si serta sejumlah tokoh nasional dan daerah, termasuk anggota Dewan Pengarah dan Pakar BPIP, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), hingga jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Ambon.
Dalam sambutannya, Prof. Yudian menegaskan, bahwa Pancasila adalah fondasi utama dalam membangun karakter bangsa yang tangguh dan bersatu.
"Pancasila bukan sekadar dokumen sejarah. Ia adalah pedoman hidup yang harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan formal," kata Wahyudi.
Dirinya menambahkan, sejak tahun 2022 Pancasila telah ditetapkan sebagai kurikulum wajib sesuai Peraturan Pemerintah (PP) nomor 4 tahun 2022. Bahkan, BPIP mendorong agar mata pelajaran ini masuk dalam Ujian Nasional (UN) sebagai upaya serius memperkuat pemahaman ideologi bangsa dikalangan pelajar.
Sebagai bagian dari langkah strategis, BPIP juga telah meluncurkan 24 BTU Pendidikan Pancasila pada 2023. 12 buku untuk guru dan 12 buku untuk siswa dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Buku-buku ini telah disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan tersedia dalam format digital agar mudah diakses oleh seluruh satuan pendidikan diseluruh Indonesia," ucap Wahyudi.
Sementara itu, Walikota Ambon, Drs. Bodewin M. Wattimena, M.Si menyambut baik inisiatif BPIP RI ini. Ia menyebut, bahwa Kota Ambon yang pernah melewati fase konflik sosial, kini tumbuh menjadi kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan persatuan melalui semangat Pela Gandong serta warisan budaya yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan Pancasila adalah kunci untuk mencetak generasi yang memiliki karakter kuat dan jiwa kebangsaan yang kokoh.
"Kami siap menjadi garda terdepan dalam menginternalisasikan Pancasila disekolah dan masyarakat," tambah Wattimena.
Ditempat yang sama, Deputi Hubungan Antar Lembaga BPIP, Ir. Prakoso, MM melaporkan, bahwa di Kota Ambon terdapat 585 satuan pendidikan formal, dari PAUD hingga SMA/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Luar Biasa (SLB).
Dirinya, menekankan pentingnya pendekatan pembelajaran Pancasila yang dialogis dan kontekstual, bukan sekadar menghafal.
Guru adalah fasilitator utama dalam membangun pemahaman Pancasila yang relevan dengan tantangan zaman. Buku teks ini adalah alat penting dalam proses itu.
"Kegiatan ini juga menjadi bagian dari sosialisasi program Training of Trainers (ToT) melalui pelatihan Maeswara, sebuah program yang dirancang untuk melatih para guru sebagai pelatih ideologi Pancasila dilingkungan sekolah," ujar Prakoso.
Menutup acara, Prof. Wahyudi menyampaikan harapannya agar Kota Ambon menjadi role model nasional dalam menghidupkan Pancasila.
"Ambon adalah kota musik, kota toleransi dan kota keberagaman. Nilai Pela Gandong adalah bukti nyata, bahwa Pancasila hidup ditengah masyarakat kita," demikian Wahyudi.
Acara ini ditutup dengan sesi dialog interaktif, memberikan kesempatan bagi para guru untuk berbagi pandangan dan menggali strategi implementasi Pendidikan Pancasila yang lebih efektif dan menyentuh kehidupan nyata para peserta didik. (RP-02)
0 Comments:
Posting Komentar