Dalam penyampaiannya, Toisutta menegaskan, bahwa Baileo adalah lebih dari sekadar bangunan adat. Ia merupakan Simbol identitas, Pusat musyawarah, serta tempat pewarisan nilai-nilai luhur budaya di Maluku dari generasi ke generasi.
"Pergantian atap Baileo bukanlah sekadar renovasi fisik, tetapi momentum untuk memperkuat semangat kebersamaan dan nilai-nilai pela gandong yang telah mengakar kuat dalam masyarakat di provinsi Maluku," kata Toisutta.
Kegiatan ini, menurutnya, adalah cerminan sinergi antara masyarakat adat dan pemerintah dalam menjaga warisan budaya sekaligus membangun masa depan yang berkelanjutan.
"Toisutta, juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh elemen yang terlibat, mulai dari Pemerintah Negeri (PemNeg), Tokoh adat, saniri, Pemuda, hingga masyarakat umum yang bergotong royong menyukseskan kegiatan ini dengan Tenaga, Pikiran, dan Sumber daya," ucap Toisutta.
Lanjut dikatakan, ia berharap agar Baileo tidak hanya difungsikan sebagai simbol, tetapi benar-benar menjadi ruang hidup adat tempat berlangsungnya Dialog, Musyawarah, Pengambilan keputusan, dan Pendidikan budaya bagi generasi muda.
Acara ini ditutup dengan doa bersama dan jamuan sederhana, mencerminkan kekompakan masyarakat yang tetap menjunjung tinggi nilai adat dan budaya ditengah arus modernisasi.
Acara peresmian yang berlangsung dihalaman Baileo Negeri Halong turut dihadiri sejumlah tokoh penting dan pemangku kepentingan antara lain: Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon, Asisten I Sekretariat Kota Ambon, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Pendeta Nivita Mela, Dandramil 1507, Kapolsek Baguala, Camat Baguala, Latupati Kota Ambon, Ibu Raja Negeri Halong beserta Saniri Negeri, Raja Negeri Hitu, Raja Negeri Batu Merah, serta masyarakat dari Negeri Halong dan Negeri Hitu. (RP-02)
0 Comments:
Posting Komentar